Kamis, 02 April 2009

MAUMERE OF FLORES


Dahulu kaupaten sikka merupakan Onder Afdeling yang kemudian menjelma menjadi "swapraja sikka" ( provinsi sunda kecil). Swapraja sikka diperintah oleh seorang raja yang memerintah secara turun temurun.

Raja-raja yang pernah mengepalai kerajaan sikka adalah :

1. Zaman pemerintahan Portugis :
*Raja don Alesu Ximenes da silva
*Ratu Dona Ines ( Putri Raja Don Alesu Ximenes da Silva)
*Raja Djudje Mbako I,yang terkenal dengan sebutan " mbako kikir hiwa" artinya
"mbako sembilan jari"
*Raja Prispin da Silva
*Raja Don Luis Mbia da Silva
*Raja Thomas Mbo इ

2. Zaman Pemerintahan Belanda :
*Raja Andreas Djati da Silva : 1874 - 1898
*Raja Mbako II : 1898 - 1902
*Raja J. Nong Meak da Silva : 1902 - 1922
*Raja Don Thomas Ximenes da Silva : 1922 - 1947
*Raja Don Thomas Ximenes da Silva : 1947 - 1954
*Raja P.C.X. da Silva : 1954 - 1958


Sejak pemerintahan Raja J. Nong Meak da Silva tahun 1902, maka sistim sentralisasi pemerintahan kerajaan masa lampau mulai di rubah dengan sistim desentralisasi.
pada masa pemerintahan Raja Don Thomas yang dinobatkan sebagai raja sikka pada tanggal 21 november 1923, maka sistim pemerintahan dijalankan dengan sistim pemencaran kekuasaan atau desentralisasi,sebagaimana yang di terapkan oleh raja sebelumnya.

Struktur pemerintahan kerajaan pada saat itu, raja dibantu oleh :

1. Dewan mo'ang 'liting puluh atau sepuluh anggota dewan kerajaan
2. Di bawah raja dan dewan tersebut ada semacam kepala distrik / gameente
yang disebut Kapitan
3. Dalam wilayah gameente terdapat kampung - kampung yang masing - masing
di kepalai oleh seorang kepala adat atau di sebut tana puang

Sistim kerajaan - kerajaan sebelumnya :

1. Raja dan kapitan - kapitannya
2. Mo'ang 'liting puluh ( sepuluh tuan sebagai dewan perwakilan rakyat)
3. Mo'ang mangun lajar ( pemegang gading/bala mangun)

Dalam sistim sentralisasi pemerintahan,kapitan adalah merupakan suatu dewan yang terdiri dari 5 orang yaitu :

1. Kapitan Moor : pengurus keadilan/kehakiman
2. Kapitan Salaf : pengurus pertanian dan perdagangan
3. Kapitan Guarda : pegawai pribadi raja
4. Kapitan Alvares : pengurus keamanan
5. Kapitan Pontera : pengurus peperangan

Disamping kabinet ada pula " dewan penasehat" terdiri dari :
1. Teniti Gneraal : tuan tanah
2. Kumendati : syahbandar
3. Morenho : dewan gereja

Selanjutnya dengan sistim desentralisasi oleh raja j. nong meak da silva, maka sistim pemerintahannya adalah sebagai berikut :
1. Raja memegang kekuasaan tertinggi
2. Kapitan (kekuasaannya di bawah raja)

Ada 17 orang kapitan dengan batas kekuasaan masing - masing (wilayah haminte). Dengan berlakunya undang - undang nomor 69 tahun 1958 (lembaran negara RI tahun 1958 nomor 122) tentang pembentukan daerah tingkat I bali, NTB dan NTT maka pada tanggal 1 maret 1958, daerah swapraja dijadikan DAERAH TINGKAT II dengan ibukotanya MAUMERE dengan kepala daerah pertama pada masa itu adalah D. P. C. Ximenes da Silva. Penyelengaraan pemerintahannya di dasarkan atas undang - undang nomor I tahun 1957 tentang pokok - pokok pemerintahan daerah.

Pada tahun 1967 daerah tingkat II sikka di ganti namanya menjadi " kabupaten sikka" dengan kepala daerahnya bapak Laurensius Say.Berdasarkan surat keputusan gubernur kepala daerah tingkat I Nusa Tenggara Timur tanggal 22 pebruari 1962 nomor pem.66/1/2 maka wilayah Kabupaten Sikka di bagi atas 5 buah kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Maumere
2. Kecamatan Nita
3. Kecamatan Talibura
4. Kecamatan Kewapante
5. Kecamatan Paga


Selanjutnya berdasarkan surat keputusan gubernur kepala daerah tingkat I Nusa Tenggara Timur tanggal 20 juni 1963 nomor pem.66/1/32 maka wilayah kecamatan Kewapante dan Nita dimekarkan menjadi :

1. kecamatan Kewapante : kecamatan kewapante, kecamatan bola
2. kecamatan Nita : kecamatan nita, kecamatan lela

Dengan adanya undang - undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok - pokok pemerintahan di daerah, maka sebutan nama " DAERAH KABUPATEN SIKKA " diganti menjadi " kabupaten daerah tingkat II sikka " dengan penerapan azas "dekonsentrasi". Prinsip otonomi yang di anut adalah " otonomi yang nyata dan bertanggung jawab ". Bupati kepala daerah tingkat II Sikka waktu itu adalah bapak Laurensius Say.

Wilayah Swapraja Sikka dibagi dalam gemeente - gemeente.Tiap-tiap gemeente dikepalai oleh seorang gemeente yang disebut : "KAPITAN", yang tugasnya adalah mengkoordinir kampung-kampung.

Tahun pembentukan Kabupaten Sikka adalah Tahun 1958.

Nama bupati pertama sampai sekarang adalah sebagai berikut :
1. D. P. C. Ximenes da Silva (1958 - 1960)
2. Paulus Samador da Cunha (1960 - 1967)
3. Laurensius Say (1967 - 1977)
4. Drs. Daniel Woda Palle (1977 - 1988)
5. Drs. A. M. Conterius (1988 - 1993)
6. Alexander Idong (1993 - 1998)
7. Drs. Paulus Moa ( 1998 - 2003)
8. Drs. Alexander Longginus dan Drs. Yoseph Ansar Rera (2003 - sekarang).

Tahun 1992 dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1992, tanggal 26 mei 1992,ditetapkan pembentukan kecamatan Alok dengan ibukota Maumere.

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Sikka nomor 3 tahun 2000,tanggal 9 oktober 2000,maka dibentuk kecamatan Mego dengan ibukota Lekebai,kecamatan Waigete dengan ibukota Waigete,dan kecamatan Palue dengan ibukota Uwa.

Sesuai peraturan daerah Kabupaten Sikka nomor 3 tahun 2005 tanggal 5 september 2005,dibentuk kecamatan Magepanda dengan ibukota Magepanda sebagai hasil pemekaran dari kecamatan Nita.


Pada tahun 2007 dilakukan pemekaran kecamatan Talibura,Kawapante,Bola,Alok,Maumere, dan kecamatan Paga.Hasil pemekaran kecamatan dimaksud, yaitu :
*Pembentukan kecamatan Waiblama sesuai peraturan daerah Kabupaten Sikka nomor 1
tahun 2007 yang merupakan pemekaran dari kecamatan Talibura.

*Pembentukan kecamatan Alok Barat dan kecamatan Alok Timur sesuai peraturan
daerah Kabupaten sikka nomor 2 tahun 2007 yang merupakan pemekaran kecamatan alok
dan penggabungan beberapa desa dari kecamatan Maumere.

*Pembentukan kecamatan Koting sesuai peraturan daerah Kabupaten Sikka nomor 3 tahun
2007 yang merupakan pemekaran dari kecamatan Maumere.

*Pembentukan kecamatan Tana Wawo sesuai peraturan daerah Kabupaten Sikka nomor 4
tahun 2007 yang merupakan pemekaran dari kecamatan Paga.

*Pembentukan kecamatan Hewokloang dan kecamatan Kangae sesuai peraturan daerah
kabupaten sikka nomor 5 tahun 2007 yang merupakan pemekaran dari kecamatan
Kawapante

*Pembentukan kecamatan Doreng dan kecamatan Mapitara sesuai peraturan daerah
kabupaten sikka nomor 6 tahun 2007 yang merupakan pemekaran dari kecamatan Bola.


Hal - hal krusial dalam pemekaran diatas, yaitu :

*Pengabungan beberapa desa dari kecamatan Maumere ke kecamatan Alok dan kecamatan
Alok Timur.
*Pemindahan ibukota kecamatan kawapante dari waipare ke kawapante.
*Perubahan nama kecamatan maumere menjadi kecamatan nelle.

dari : sikkakab.go.id

Selengkapnya....

Penyerbukan TAnaman

Morfologi Bunga
Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu. Menurut Ashari (2004) Bunga terbagi menjadi dua golongan yaitu bunga lengkap (hermaphrodite dan complete flower) dan bunga tidak lengkap (incomplete flower).
Pengertian lengkap atau tidak lengkapnya bunga ditinjau dari adanya bunga jantan dan bunga betina dalam sekuntum bunga, atau juga dilihat berdasarkan berfungsi atau tidaknya masing-masing organ tersebut. 
Dalam menyiasati pemberdayaan bunga perlu diketahui sifat-sifat morfologi bunga, yang diamati bentu dan ukuran serta letak bunga, warna, bau dan jumlah benag sari serta ada tidaknya madu. Disampin itu perlu diperhatikan apakah bunga hermafrodit,uniseksual,berumah satu atau berumah dua. Ciri morfologi tiap organ yang menyusun bunga pada umumnya telah beradaptasi terhadap penyerbuknya. (Sutarno dkk,1997).

Pembungaan
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi :
1.Induksi bunga (evokasi)
Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif.
Terjadi di dalam sel.
Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2. Inisiasi bunga
 Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya.
Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.
Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga.
Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
 Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis.
Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan dan pembuahan
Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda. Detil dari proses penyerbukan dan pembuahan akan dijelaskan pada bab tersendiri.
6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji
Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium), yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi perkembangan embryo.
Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap:
Tahap pertama :
Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
Tahap kedua :
Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy
Tahap ketiga :
Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buah dry

Penyerbukan
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997).
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.

Macam penyerbukan di alam

Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
1.Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh :
• Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
• Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae

2.Penyerbukan terbuka (kasmogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama
c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
d.Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
a. Dikogami
Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
•Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
•Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
b. Herkogami
Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
c. Heterostili
Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya
• tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
•tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek

Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004).
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya

DAFTAR PUSTAKA

Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

.2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.

, 2006, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Elisa, 2004, Pembungaan dan Produksi Buah I, www.elisa ugm.ac.id (diakses tanggal 21 januari 2009, pukul 14.30 WIB).

Selengkapnya....

Keragaman Tanaman

Beberapa cara untuk menambah keragaman / variabilitas tanaman

1. Koleksi Tanaman : Bisa dilakukan dengan berbagai cara : seperti melakukan tukar menukar tanaman dengan teman, sahabat, teman atau dengan cara membeli, mencari ke daerah-daerah tertentu, cara lain dengan jalan ekspedisi dan ekplorasi ke daerah yang merupakan tempat yang cocok/tempat asal tanaman

2. Introduksi Tanaman : merupakan suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman dimaksudkan mendatangkan/memasukkan varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu negeri. Introduksi tanaman selain menambah keragaman tanaman mempunyai manfaat lain yaitu :

a. memajukan bidang industri,dengan mendatangkan tanaman-tanaman industri seperti tanaman kehutanan, tanaman obat-obatan dan tanaman industri lainnya.

b. Memenuhi kebutuhan aestetik dengan mendatangkan tanaman-tanaman ornamental untuk melengkapi koleksi kebun-kebun, taman-taman, gedung-gedung sehingga menciptakan keindahan tersendiri.

c. Untuk mempelajari asal, distribusi, klasifikasi dan evolusi dari tanaman dengan jalan memelihara tanaman yang diintroduksi di tempat tertentu kenmudian dipelejari data-datanya secara mendetail.

d. Untuk peningkatan mutu tanaman.

3. Persilangan.

Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa macam persilangan :

1.Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.

2.Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan Intraspesifik

3.Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu

4.Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari genera yang berbeda.

Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.

5.Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut.

4. Mutasi

Adalah semua perubahan yang terjadi secara sekonyong-konyong dan bersifat genetic dari suatu tanaman yang tidak didasarkan atas kombinasi baru daripada gene secara persilangan.

Macam-macam Mutasi :

1. Mutasi gen :

Dapat terjadi baik pada jaringan vegetatif maupun generatif dari tanaman. Gen letaknya teratur dalam kromosom, dengan pengaruh fisis/khemis maka letak gen dalam kromosom secara spontan dapat berubah, sehingga menghadapi mutasi gen. Mutasi gen bukan saja menyebabkan perubahan phenotype saja tetapi juga menyebabkan terpengaruhnya pertumbuhan, pertukaran zat dan proses-proses fisiologis lainnya.

2. Mutasi genom :

Pada peristiwa ini jumlah genome individu mengalami perubahan dan mutasi genome selalu mengakibatkan gejala heteroploid/amphidiploid/aneuploid yaitu gejala terbentuknya individu poliploid dimana jumlah kromosomnya bukan merupakan kelipatan yang sempurna dari genom/haploidnya.

Pada tanaman diploid normal mempunyai formula.anggota-anggota heteroploidnya sebagai berikut :

Nama Simbul Formula

- Nullisomic 2x – 2 (AB) (AB)

- Monososic 2x – 1 (ABC) (AB)

- Double Monosomic 2x – 1 – 1 (AB) (AC)

- Trisomic 2x + 1 (ABC) (ABC)(C)

- Double Trisomic 2x +1 + 1 (ABC) (ABC) (A) (B)

- Monosomic trisomic 2x – 1 + 1 (ABC) (AB) (A)

3. Mutasi kromosom

Ada beberapa macam Mutasi Kromosom

1.Fragmentasi : peristiwa terpecahnya kromosom

2.Translokasi : pertukaran segmen / potongan kromosom yang tidak

homolog

3.Inversi : terputusnya bagian kromosom & tersusun kembali dengan arah

terbalik

4.Defisiensi : hilangnya bagian kromosom yang terletak pada ujung

ujungnya

5.Delesi : hilangnya bagian kromosom yang ditengah

6.Duplikasi : penggandaan bagian kromosom

4. Mutasi plasmon dan plastidom

Pada persilangan resiprok, hybrid yang terjadi seringkali berbeda-beda. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa plasma dan plastida mengambil bagian juga dalam proses keturunan. Suatu varietas tanaman apabila terjadi mutasi plasmon, plasmanya akan berlainan>Warna blontang-blontang pada daun disebabkan karena mutasi plastidom. Mutasi plasmon dan plastidom mempunyai prospek yang menarik dalam bidang hortikultura, terutama tanaman hias yang dikomersiilkan.

setstats1

Selengkapnya....

Dasar Genetika Tanaman

Persilangan tanaman atau makhluk hidup lainnya yang menarik minat manusia adalah sesuatu yang menjadi perhatian kalangan tertentu dari masa ke masa. Pemuliaan tanaman atau makhluk hidup lainnya biasanya bertujuan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul (bibit unggul), apapun juga patokan yang dipakai untuk suatu keunggulan (hal ini bisa jadi suatu sifat yang ''aneh'' tapi nyata, seperti terdapat pada ikan mas koki mata balon, kepala singa, dsb).
Khususnya bagi pemuliaan tanaman, sistem perundang-undangan dan sertifikasi biji memberikan keleluasaan bagi para pemulia untuk dapat berkarya dengan baik bagi kepentingan pengusaha. Dengan demikian segi komersial pemuliaan tanaman sangatlah besar dan cukup menarik bagi para pemulia. Hal ini didukung oleh pembuatan standard dalam industri biji, yang menyebabkan kemajuan pesat dapat kita lihat dalam berbagai hasil produksi tanaman di pasaran, seperti misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran. Bahkan juga tanaman-tanaman hias seperti anggrek, dan juga tanaman hias air.

Aspek paling memuaskan bagi para pemulia tanaman adalah jika melihat varietas yang dikembangkannya memasuki produksi komersial, walaupun hasil tersebut tidak menjamin bahwa varietas tersebut dapat diterima. Sisi artistik dari pemuliaan tanaman adalah kita tidak selalu bisa memperkirakan dengan baik penerimaan masyarakat terhadap setiap kombinasi genetik yang kita hasilkan.
Untuk dapat melibatkan diri dalam beberapa bentuk pemuliaan tanaman (atau makhluk hidup lain), tak dapat tidak kita harus sedikitnya memahami dasar-dasar genetika. Saat ini teori-teori dasar genetika bukan hanya konsumsi para ilmuwan, atau para pemulia profesional saja, tetapi sudah berkembang sedemikian rupa, seperti juga kegiatan pemuliaan itu sendiri, menjadi semacam hobi bagi masyarakat awam juga. Di sana-sini kita bisa menjumpai para hobiis ikan hias yang ingin memuliakan varietas ikan tertentu, atau mengawinsilangkan ikan-ikan tersebut dengan tujuan mendapatkan jenis ''baru''. Sayangnya seringkali kegiatan tersebut tidak didukung oleh informasi yang akurat tentang dasar-dasar genetika, dan kurangnya wadah untuk bertukar pendapat dan berdiskusi dengan pengarahan ilmiah yang sesuai juga setidaknya turut menghambat kemajuan ''hobi'' pemuliaan ini di Indonesia.
Seperti telah diketahui, teori genetika modern, termasuk yang diterapkan dalam pemuliaan tanaman, tidak dapat dilepaskan dari dasarnya, yaitu prinsip-prinsip genetika hasil penelitian seorang pastor dari abad ke-19 yang bernama Gregor Mendel. Mendel melakukan percobaannya pada tanaman ercis, dan melaporkan hasilnya pada tahun 1865. Laporan tersebut cukup sederhana, namun sangat efektif menyelesaikan masalah pewarisan sifat yang dijumpai para ilmuwan selama bertahun-tahun.
Buku yang dalam bahasa aslinya ditulis oleh James R. Welsh ini menjabarkan secara detil teori-teori dasar genetika dalam kaitannya dengan pemuliaan tanaman, dalam bentuk yang cukup sederhana untuk dapat dipahami kaum awam yang ingin mendalami hobinya dalam pemuliaan tanaman. Pada Bab 2 sampai Bab 5, penjabaran terseut didasarkan pada pengalaan mengajar mata kuliah pemuliaan tanaman selama 15 tahun. Oleh karena itu para mahasiswa yang baru mendapatkan pelajaran pengantar pemuliaan tanaman dengan bekal pengetahuan genetika yang belum cukup luas pun diharapkan dapat memanfaatkan buku ini dengan maksimal.
Judul Asli: Fundamental of Plant Generic And Breeding

Selengkapnya....